Halo sobat blogger ketemu lagi kali ini saya akan share tentang Karya
ilmiah atau makalah tugas akhir sekolah , hmm dari pada hasil karya
ilmiah saya tersimpan begitu saja mending saya share disini karena
mungkin kalian membutuhkan dan sangat membantu kalian dalam membuat
makalah tugas kalian , dan itu adalah kepuasan saya sendiri sebagai
pembuat makalah ini karena dapat berguna bagi kalian sobat blogger nah
kalian dapat merubah makalah ini sesukanya tapi ingat sertakan situs
refresi dari makalah ini sebagai tanda ucapan terimakasih anda dan juga
agar tidak disebut plagiat . Dan satu lagi Mohon LIKE DAN SHARE Beserta
komentarnya ya gan biar tambah akrab gitu , yaudah Berikut ini adalah
Contoh karya ilmiah smp tapi untuk merapihkan kembali isinya mohon sobat
edit lagi OKE :
DAFTAR ISI
Halaman Cover………………………………..…………………………………… 1
Lembar Pengesahan……………………………….……...…………………… 2
Kata Pengantar……..…………………………………….………………………. 3
Motto Dan Harapan Penulis………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………...………… 5
BAB I Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 6
1.2 Pembatasan Masalah…………………..…………………….…………….. 6
1.3 Perumusan Masalah………………..….……………………………….…… 7
1.4 Tujuan Penulisan……………………….………………………..……………. 7
1.5 Metode Penelitian………….………………………………………………….7
1.6 Hipotesa…………………....…………………………………………………. ……8
1.7 Manfaat…………....…………………………...………………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 9-10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian…………….……………………………………………… 11
3.2 Sumber Data…………………………………………………………… …. 11
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 11
3.4 Teknik Analisis Data…………………………………………………… . 11
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Boraks dan Formalin……………………………………………… .
12
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada
Makanan… 12-13
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau
Boraks 14-16
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas
boraks…………………………..
dan formalin di Indonesia……………………………………………………..… 16
BAB V PENUTUP……………………………………………..………………………. 17
BAB VI DAFTAR PUSTAKA……………………… ………………………… 18
Lampiran………………………………………………………………………………18-19
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT.
karena berkat dan rahmat-Nyasehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul ³
PENYALAHGUNAAN PIL DEXTROMETORFAN DAN
KEBIASAN BURUK MENGHIRUP LEM FOX.
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan
Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Karya ilmiah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang, bahaya menghirup uap lem fox, dan bahaya
penyalahgunaan pil dextrometorfan. yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber. Karya ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini memuat tentang “PENYALAHGUNAAN
PIL DEXTROMETORFAN DAN KEBIASAN BURUK MENGHIRUP LEM FOX.’’
yang sangat berbahaya bagi kesehatan
seseorang. Walaupun karya ilmiah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada ibu guru bahasa Indonesia, yang telah membimbing penyusun agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya ilmiah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Dabo Singkep,Senin 13 maret 2017
Penulis
Nur Alief Alaydrus
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik. Persepsi inilah yang mengartikan
akan pentingnya pendidikan. Oleh sebab itu tidak heran bagi kita apabila
pemerintah selalu menggalakkan pentingnya pendidikan bagi setiap penduduk demi
mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.Namun, mungkin hal tersebut
tidak selalu dapat berjalan dengan mulus seperti yang diharapkan pemerintah.
Sungguh diperlukan upaya-upaya mencermati berbagai isu
krusial pendidikan sebagai proses mengaca diri. Hal itu dimaksudkan untuk
menentukan agenda perbaikan masa depan yang mendesak. Problem dunia pendidikan,
khususnya yang ada di sekolah semakin kompleks. Dari tahun ke tahun masih
banyak murid yang putus sekolah, tinggal kelas, motivasi belajar rendah,
kemampuan menerima pelajaran rendah , dan prestasi yang tak dapat dibanggakan
serta rendahnya usia rata-rata lama sekolah.
Masalah tersebut terjadi dapat dikarenakan dari penyakit
sosial anak seperti kebiasaan buruk menghirup uap lem fox dan menyalahgunakan
Pil Dextrometorfan code 15 yang dapat dikatakan sebagai perusak jiwa anak di
bangku sekolahan.
Dewasa ini banyak anak-anak usia sekolah baik tingkat
SD, SMP, dan SMA yang telah terseret dalam pergaulan negatif mengkonsumsi zat
adiktif yang terkandung dalam suatu produk seperti lem fox dan pil
dextrometorfan code 15. Zat yang terkandung di dalam barang tersebut termasuk
berbahaya karena apabila dikonsumsi dapat menimbulkan ketergantungan, sulit
dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus.Penyalahgunaan
lem fox dan pil dextrometorfan code 15 dapat dikatakan sebagai sebuah masalah
yang serius. Oleh karena itu, diperlukannya suatu sinergisitas antara pemikiran
dan tindakan dalam menghadapi masalah tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Melihat kompleksnya perilaku menyimpang anak di bangku
sekolah yang berpengaruh terhadap pendidikannya. Untuk itu, penulis hanya
menarik pada dua perilaku menyimpang anak yang paling berpengaruh yaitu :
a) Kebiasaan buruk menghirup uap Lem Fox.
b) Penyalahgunaan Pil Dextrometorfan code 15 untuk di
narkobakan.
1.3 Pembatasan Masalah
Karena cangkupan perilaku menyimpang anak di bangku
sekolah yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan, maka penulis
hanya membataskan penelitian hanya dari segi dua perilaku menyimpang fakta di
lapangan, yang dikemukakan oleh penulis.
1.4 Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi
masalah diatas, maka penulis dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
a) Bagaimana gambaran perilaku menyimpang anak yang
menyalahgunakan penggunaan Lem Fox dan Pil Dextrometorfan code 15 ?
b) Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
penyalahgunaan Lem Fox dan Pil Dextrometorfan code 15 oleh anak yang berada di
bangku sekolah ?
1.5 Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi
tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu tentang perilaku
menyimpang anak. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan masalah perilaku
menyimpang anak yang menyalahgunakan penggunaan Lem Fox dan Pil Dextrometorfan
code 15 .
b) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan
tentang pengentasan masalah dari perilaku menyimpang anak usia bangku sekolah.
1.6 Manfaat Penelitian
a) Bagi Pelajar
- Pencegahan dini bagi pelajar yang belum terjerumus
dalam penyalahgunaan lem fox dan pil dextrometorfan code 15.
- Memberikan gambaran mengenai dampak negatif jika
mengkonsumsi zat adiktif yang terkandung dalam produk tersebut.
- Agar lebih hati-hati lagi dalam bergaul di lingkungan
sekitar.
c) Bagi Orang Tua
- Memberikan kontribusi dalam membatasi pergaulan anak
di lingkungan sekitar.
- Untuk lebih lagi memperhatikan anak dari segi fisik
dan psikologisnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan,
penulis menggunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik
wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka.Tidak hanya itu,
penulis juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang
berjangkauan internasional yaitu Internet.
3.2 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Responden penelitian terdiri atas 23 anak, yang pernah
dan masih menggunakan lem fox dan pil dextrometorfan code 15 dengan memberikan
respon terhadap instrumen penelitian yang diberikan kepada mereka. Perangkat
instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data pribadi, inventori
kualitas kehidupan keluarga, inventori pergaulan di lingkungannya, dan
preferensi terhadap sekolah.Sebelum digunakan, perangkat instrumen tersebut
divalidasi terlebih dahulu, dan memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Hasil-Hasil Penelitian :
• Sebagian besar adalah laki-laki (82%) dan sisanya
perempuan (18%).
• Rata-rata usia mereka adalah 12,6 tahun dengan rentang
9 - 16 tahun, dan penyebaran usianya: 9 - 12 tahun (32%), 12 - 16 tahun (68%).
• Presentasi tertinggi tingkat pendidikan orang tua anak
adalah SLTA, yaitu Ayah (39%), Ibu (41%). Sebagian besar orang tua peserta
adalah petani dan swasta.
• Rata-rata prestasi akademik anak disekolah kurang
memuaskan dan bahkan ada juga yang tidak naik kelas.
3.3 Hipotesis Tindakan
Berdasar latar belakang dan permasalahan yang ada maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
“ Diperlukan suatu sinergisitas antara pemikiran dan
tindakan dalam menghadapi masalah dari penyalahgunaan Lem Fox dan Pil
Dextrometorfan code 15 oleh anak, yang dapat dikatakan sebagai faktor dominan
perusak jiwa anak usia bangku sekolah . “
3.4 Analisis Sintetis
Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian
dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan,
dan manfaat penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang
Telaah Pustaka yang terdiri dari perilaku menyimpang, Definisi dan Teori sebab
terjadinya perilaku menyimpang anak serta Pemecahan masalah yang pernah
dilakukan. Kemudian pada bab ketiga adalah Metode Penelitian.
Bab berikutnya, penulis membahas secara keseluruhan
tentang masalah yang diangkat, yaitu masalah penyalahgunaan Lem Fox dan
PilDextrometorfan code 15 oleh anak usia bangku sekolah. Pada bab kelima adalah
berisi kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir berisi daftar pustaka, daftar
riwayat hidup penulis, serta lampiran-lampiran.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pemecahan Masalah
Perilaku Menyimpang Anak usia sekolah yang paling berpengaruh
:
4.1.1 Kebiasaan Buruk Menghirup Uap Lem Fox
Maraknya kebiasaan anak-anak yang mengkonsumsi lem Fox
baik itu usia sekolah dasar maupun Menengah, yang kini bukan lagi sesuatu hal
yang baru. Pemandangan yang sangat miris ini sering terlihat ditempat-tempat
seperti di bawah jembatan, pasar, terminal dan banyak lagi. Jadi sudah
sepantasnya kita sebagai sesama manusia yang memiliki jiwa sosial, menolong
mereka dari rusaknya masa depan akibat lem fox tersebut. Namun sebelum kita
membahas bagaimana cara menanggulangi kebiasaan buruk penyalahgunaan lem fox
ini, saya akan menjelaskan terlebih dahulu zat-zat berbahaya apa saja yang
terkandung dalam lem fox. Lalu menerangkan bahaya dari Lem fox tersebut.
a) Zat – Zat yang Terkandung dalam Lem Fox
Dalam Lem Fox terkandung zat Lysergic Acid
Diethyilamideatau LSD.Zat tersebut sejenis zat hirup yang sangat mudah ditemui
di produk lem perekat.Pengaruhnya sangat luar biasa bagi penggunanya karena
ketika mengisap aromanya, zat kimia tersebut dapat mempengaruhi sistem saraf
dan melumpuhkan. Zat yang dihirup dalam Lem Fox menjadikan penggunanya merasa
bahagia hingga aktivitas sang pengguna akhirnya berkurang lantaran halusinasi
yang dialami.“Efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan
mendorong perasaan nyaman.Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada
penglihatan, suara, penciuman, perasaan, dan tempat”, tutur seorang narasumber
bekas pecandu.
Dari beberapa literatur yang dihimpun, zat LSD pertama
kali dibuat secara sintetis sekitar tahun 1940.Zat tersebut digunakan untuk
menghilangkan hambatan yang merintangi pada kasus kejiwaan.Halusinasi dengan
menghirup ini juga dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote
yang dipakai oleh pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun dalam kegiatan
keagamaan dan hiburan.Halusinasi atau halusinogen juga dikenal sebagai
psikedelik yang dapat membuat susunan saraf pusat pengguna berubah dan sering
radikal.Akibatnya, keadaan kesadaran pengguna juga dapat mengacaukan perasaan
kenyataan waktu dan emosi.Untuk diketahui, LSD sensitif terhadap udara, sinar
matahari, dan klorine, terutama dalam bentuk solutio atau cairan tanpa warna.
Zat ini akan bertahan selama satu tahun jika dijauhkan dari cahaya dan dijaga
suhunya tetap berada di bawah temperatur rendah. Penggunaan jangka panjang juga
dapat mengakibatkan sorot balik dan halusinasi yang dapat terjadi berhari-hari,
berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan.Namun, dari beberapa literatur belum
dijumpai bukti ketergantungan fisik dari gejala putus zat, meski dipakai secara
berkesinambungan.Namun, diduga dapat terjadi ketergantungan kejiwaan bagi
penggunanya. Efek dari penggunaannya sama dengan penggunaan narkoba, seperti
hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang
akut dan perasaan tak terkalahkan.
Secara umum zat yang terkandung dalam penyalahgunaan lem
Fox dapat merusak kesehatan penggunanya.Bau lem yang dihirup lewat saluran
pernapasan berpengaruh pada bagian pernapasan sebelum akhirnya sampai ke otak
dan menyebabkan halusinasi.
b) Dampak dari Menghirup Uap Lem fox
Kebiasaan menghirup uap lem Fox bisa menyebabkan
kematian mendadak dikarenakan adanya zat halusinogen dalam kandungan lem
Fox.Kematian mendadak disebab kan spasme atau keram di otot pernafasan. Uapnya
bersifat iri tan.Mengiritasi mukosa saluran napas hingga melukai saluran
pernapasan sehingga terjadi keram di otot pernafasan. Tingkat ketergantungan
dapat terjadi, apabila kegiatan ini sering dilakukan, baik itu oleh anak-anak
usia sekolah dasar maupun Menengah.
Penyalahgunaan Lem fox untuk berhalusinasi ini sudah
tidak asing lagi bagi anak-anak usia sekolah, selain harganya yang terjangkau
(kisaran antara 7 – 10 ribu rupiah) dan juga mudah untuk didapatkan. Cara
melakukannya juga tidak sulit, lem fox tersebut dapat dimasukkan kedalam sebuah
plastik es agar uapnya kedap udara.Setelah itu, mereka (penyalahguna)
menghisapnya hingga terasa pada saraf dan efek berhalusinasi yang sangat kuat.
Efek ketergantungan dari lem fox ini pun sangat dinamis yaitu setelah
melakukannya 1 kali, maka akan melakukannya lagi dan lagi.
Penyalahgunaan dari lem fox banyak terjadi pada anak
usia sekolah dasar dan menengah. Faktor dominan penyebab anak melakukan hal
tersebut adalah dari teman ke teman menawarkan untuk mencoba menghirup uap lem
fox. Akan tetapi, mereka tidak mengetahui efek dari ketergantungan tersebut
yang dapat menyebabkan menurunnya daya ingat otak dan ketidakdisiplinan pada
diri sendiri akan terjadi.
4.1.2 Penyalahgunaan Pil Dextrometorfan code 15 untuk di
narkobakan
Penyalahgunaan pil dextrometorfan code 15 memang sangat
membahayakan bagi yang melakukannya.Sebenarnya kegunaan dari pil dextrometorfan
code 15 ini adalah untuk mengobati batuk dengan menekan pusat susunan saraf
agar tidak batuk.Pil dextrometorfan ini masuk dalam peredaran obat bebas dengan
ada logo birunya.Artinya obat ini bisa dibeli di toko obat tapi harus mengikuti
petunjuk pemakaian.
Menurut salah satu ahli, Dextrometorfan adalah sejenis
senyawa opiat, namun lemah. Dan sebagian literatur memang menyebutnya demikian.Secara
kimia, Dextrometorfan (D-3-methoxy-N-methyl-morphinan) adalah suatu dekstro
isomer dari Levomethorphan, suatu derivat morfin sintetik. Walaupun strukturnya
mirip narkotik, dextrometorfan tidak beraksi pada reseptor opiat sub tipe mu
(seperti- halnya morfin atau heroin), tetapi ia bereaksi pada reseptor opiat
sub tipe sigma, sehingga efek ketergantungannya relatif kecil. Pil
Dextrometorfan code 15 ini sering disalahgunakan, karena pada dosis besar ia
menyebabkan efek euphoria dan halusinasi penglihatan maupun pendengaran.
Penyalahgunaan Pil Dextrometorfan code 15 ini banyak
dilakukan oleh anak usia sekolah menengah dan remaja 17 tahun ke atas. Cara
mendapatkan Pil tersebut juga tidak sulit, karena disetiap toko obat menjualnya
dan bahkan di warung-warung kecil juga menjual obat tersebut.Berdasarkan
observasi dilapangan, untuk mengkonsumsi pil tersebut juga diboncengi
obat-obatan lain seperti Bodrex, paramex, komix sachet, konidin dan
lain-lain.Cara mencampurkan seluruh obat tersebut adalah menggunakan air dalam
botol mineral yang dicampur secara keseluruhan dan ditambahkan dengan extra
joss, kemudian dikocok agar obat tersebut tercampur rata lalu diminum. Efek
dari obat tersebut akan timbul sekitar 20-30 menit setelah meminum obat
tersebut. Selain itu, juga digunakannya minyak anginuntuk di hisap baunya agar
mempercepat efek dari obat tersebut. Lebih dari itu, apabila terjadi
intoksikasi atau overdosis dapat menyebabkan hiper-eksitabilitas, kelelahan,
berkeringat, bicara kacau, hipertensi, dan mata melotot
Selain itu, akibat dari penyalahgunaan Pil
Dextrometorfan code 15 oleh anak usia sekolah yaitu menjerumuskan diri sendiri
pada perilaku tidak sehat. Tentu akan ada efek sampingnya baik itu untuk saat
ini maupun dikemudian hari, apalagi jika ketagihan dan meningkatkan
penggunaanya sampai mencapai dosis toksiknya yang dapat berujung pada maut.
4.2 Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
penyalahgunaan Lem Fox dan Pil Dextrometorfan Code 15.
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh dari
penelitian tersebut, maka penulis mengajukan beberapa saran kebijakan
alternatif antara lain sebagai berikut :
4.2.1 Program Pendidikan untuk Pencegahan
Program pencegahan masalah penyalahgunaan Lem Fox dan
Pil Dextromotorfan code 15 oleh anak usia sekolah dapat dilakukan dengan cara :
a) Program pendidikan yang terfokus pada pengadaan
bimbingan dan penyuluhan untuk membangun prinsip hidup sehat dalam diri
anak-anak sekolah, sehingga dapat dicapai suatu tahap ketahanan dibidang fisik
yang merupakan pertahanan kuat dari bahaya perilaku menyimpang yang dapat
merugikan diri sendiri, seperti kebiasaan buruk menghirup uap lem fox dan
penyalahgunaan pil dextrometorfan code 15.
b) Program pendidikan bagi orang tua mengenai mengasuh
dan mendidik anak yang baik sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan lem fox
dan pil dextrometrofan code 15. Membangun komunikasi yang baik antara orang tua
dan anak, agar anak dapat menceritakan segala hal kepada orang tuanya tanpa
menutup-nutupi bila anak sedang memiliki masalah. Menciptakan disiplin bagi
anak dan memperlakukan anak sebagaimana mestinya tanpa harus ada paksaan.
c) Program pendidikan keagamaan bagi anak usia bangku
sekolah, mengenai peningkatan dan pengamalan kehidupan keagamaan sehingga
nantinya dapat mewujudkan generasi muda yang sehat jasmani dan rohani, berbudi
luhur dan mempunyai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.2.2 Mengadakan Program Sosial
a) Mendirikan pusat atau tempat pelayanan untuk
konseling dan konsultasi dengan tujuan agar mengetahui mengenai dampaknya dan
bagaimana cara mereka untuk menghindarinya.
b) Mengadakan kegiatan positif untuk menghindarkan diri
dari penyalahgunaan Lem fox dan pil dextrometorfan code 15. Hal ini juga
diperlukan untuk mengisi masa muda kearah yang positif.
4.2.3 Melakukan Penyuluhan
Melakukan penyuluhan kepada orang pemilik toko bangunan
dan toko obat untuk tidak melayani pembelian lem fox maupun pil dextrometorfan
code 15 dalam jumlah banyak, yang khususnya bagi anak-anak usia bawah umur.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisa sampai sejauh mana pengetahuan tentang penyalahgunaan Lem fox dan
pil dextrometorfan code 15 oleh anak usia sekolah, karena dari tahun ke tahun
masih banyak murid yang putus sekolah, tinggal kelas, motivasi belajar rendah,
kemampuan menerima pelajaran rendah , dan prestasi yang tak dapat dibanggakan
serta rendahnya usia rata-rata lama sekolah. Selain itu, juga memberi kebijakan
alternatif khususnya dalam pengentasan masalah tersebut di Kabupaten Sambas.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang memberikan gambaran secara faktual
mengenai analisa masalah penyalahgunaan lem fox dan pil dextrometorfan code 15
oleh anak usia sekolah khususnya di Kabupaten Sambas.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan studi
pustaka.Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Dari
hasil penelitian menunjukkan:
a) Perilaku menyimpang penyalahgunaan Lem Fox dan pil
dextrometorfan code 15 oleh anak usia sekolah dapat dikatakan sebagai sebuah
masalah yang serius.
b) Penyalahgunaan Lem Fox dan pil dextrometorfan code 15
umumnya banyak dilakukan oleh anak usia sekolah dasar dan menengah yang
dikarenakan lepasnya dari perhatian orang tua
c) Secara umum zat yang terkandung dalam lem Fox jika
disalahgunakan dapat merusak kesehatan penggunanya bahkan menyebabkan kematian
mendadak dikarenakan adanya zat halusinogen dalam kandungan lem Fox.
5.2 Saran
Saran dan upaya-upaya dalam mengatasi masalah
penyalahgunaan lem fox dan pil dextrometorfan code 15 oleh anak usia sekolah
yang terjadi di Kabupaten Sambas yakni:
a) Membuat suatu kebijakan untuk mengatasi perilaku
menyimpang anak usia sekolah.
b)Program Pendidikan untuk Pencegahan,meliputi :
• Pengadaan bimbingan dan penyuluhan untuk membangun
prinsip hidup sehat dalam diri anak-anak sekolah.
• Program pendidikan bagi orang tua mengenai mengasuh
dan mendidik anak yang baik sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan lem fox
dan pil dextrometrofan code 15.
• Program pendidikan keagamaan bagi anak usia bangku
sekolah.
c) Mengadakan Program Sosial, meliputi :
• Mendirikan pusat atau tempat pelayanan untuk konseling
dan konsultasi.
• Mengadakan kegiatan – kegiatan bersifat positif.
- DAFTAR PUSTAKA
Anzizhan, Syafaruddin. 2004. Sistem Pengambilan
Keputusan Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chodwich, Bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. Sulistia
M.L., dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. Semarang : IKIP Semarang Press.
Depdikbud.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
sangat bermanfaat ...
BalasHapus